Selasa, 17 November 2009

KARWIS

KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA
SEKOLAH KOMANDO KESATUAN





IMPLEMENTASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS TNI AU KEDEPAN


PENDAHULUAN

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Dalam Bab II pasal 2 bagian d, undang-undang tersebut menyatakan tentang Jatidiri TNI yakni bahwa Tentara Nasional Indonesia adalah Tentara profesional, yaitu Tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum internasional yang telah diratifikasi. Dari undang-undang ini ditegaskan bahwa TNI adalah tentara yang profesional dan mahir dalam bidangnya, terlatih dan terdidik. Kaitannya dengan bidang penguasaan teknologi dan informasi TNI harus profesional, di awaki oleh orang-orang yang terlatih dan terdidik hingga dapat melaksanakan dan mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI AU.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Pertahanan. Seiring derasnya arus globalisasi yang mempengaruhi segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, berbagai negara telah berlomba-lomba dalam penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pertahanan negaranya. Pemanfaatan kemajuan Iptek dalam bidang pertahanan, dapat memperkuat pertahanan suatu negara dan juga menimbulkan ancaman bagi negara lain. Pemanfaatan teknologi ini dapat meningkatkan kemampuan alutsista dan peralatan militer lainnya, misalnya memperjauh jarak tembak rudal, meningkatkan kemampuan anti radar, meningkatkan kemampuan senjata kimia dan biologi (chemical/biological weapon). Sedangkan dari aspek ancaman yang ditimbulkan dapat berupa Electronic Warfare, Information Warfare, Cyber Warfare dan Psychological Warfare. Pemanfaatan teknologi tersebut akan berpengaruh besar pada kondisi pertahanan dan keamanan dunia.
Banyak negara telah mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi, teknologi kedirgantaraan, bioteknologi, teknologi propulsi, teknologi pembangkit energi dan nanoteknologi untuk menggerakan industri pertahanannya dalam rangka memproduksi alutsista yang digunakan untuk memperkuat militernya dan juga untuk menyiapkan sebagai produsen alutsista yang siap bersaing dengan negara produsen lain.
Dengan Iptek, sistem persenjataan dan alat peralatan baru dapat diciptakan untuk mendukung keperluan militer/pertahanan yang lebih handal, lebih akurat, dan lebih cepat dan fleksibel pengerahannya. Teknologi dalam memproduksi persenjataan dan alat peralatan tersebut terus berkembang sejalan dengan perkembangan Iptek.


Upaya Penguasaan dan Penerapan Iptek untuk Pertahanan Negara.

Paradigma pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia sedang menuju pembangunan berbasis sumber daya masyarakat berpengetahuan ( knowledge based society ). Proses ini berimplikasi pada berbagai bidang pembangunan, termasuk pembangunan teknologi pertahanan. Sebagai bagian utama dari knowledge based society, Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dan kebutuhan hidup manusia dengan mendayagunakan sumber daya yang ada disekelilingnya.
Suatu negara yang memiliki kekuatan pertahanan yang tangguh dengan didukung oleh kecanggihan alutsista akan memiliki bargaining power dan disegani oleh negara lain. Amerika Serikat dengan kecanggihan alutsista dan besarnya anggaran pertahanan yang dialokasikan ($ 711 billions) membuat Amerika Serikat memiliki peran penting baik di kawasan regional maupun internasional.
Pada dasarnya, perang dimasa mendatang adalah ”perang otak” atau sering disebut perang daya saing. Perang ini mengandalkan kreatifitas intelektual untuk mengalahkan negara lain dalam persaingan internasional. Untuk itu, setiap negara dituntut untuk memenangkan daya saing, sehingga perlu meningkatkan kemampuan teknologi, sumber daya manusia dan finansialnya.
Pembangunan kekuatan pertahanan Indonesia yang sedang dilakukan tidak terlepas dari perkembangan Iptek. Program pembangunan Iptek yang diarahkan untuk mendukung kepentingan pertahanan lebih menjurus pada terpenuhinya kebutuhan alutsista yang difokuskan pada teknologi pendukung, Walaupun sejumlah keterbatasan yang dihadapi dalam pembangunan kekuatan pertahanan dan ancaman militer akan semakin jarang terjadi dimasa depan, Indonesia perlu terus meningkatkan kemampuan pertahanan militer baik di darat, laut maupun udara, untuk memberikan jaminan keamanan nasional. Pembangunan pertahanan saat ini belum dapat mewujudkan postur pertahanan yang kuat dan disegani dilihat dari jumlah dan kualitas peralatan militer/alutsista yang dimiliki. Kondisi peralatan pertahanan saat ini sangat memprihatinkan baik dari segi usia maupun kecanggihan teknologi. Alutsista yang dimiliki TNI rata-rata berusia lebih dari 20 tahun. Untuk kesiapan operasional alutsista dilakukan dengan repowering/retrofit dan dilakuan pembelian baru kalau dinilai sangat mendesak/dibutuhkan.


Pemberdayaan Sumber Daya Nasional

Untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks dan mewujudkan pemenuhan alutsista dari dalam negeri, memerlukan upaya multidimensional dalam penyelesaiannya, serta kebijakan pertahanan yang komprehensif (total defence). Kebijakan pertahanan tidak hanya cukup menggunakan pendekatan militer namun perlu dintegrasikan dengan melibatkan seluruh komponen bangsa, terutama pendekatan nir militer, seperti aspek-aspek ekonomi, sosial, budaya, politik dan lingkungan hidup. Keterlibatan komponen bangsa tersebut merupakan manisfestasi dari Sistem Pertahanan Semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal dalam penguasaan dan penerapan Iptek bidang pertahanan diperlukan kerjasama sinergis antara pengguna teknologi, lembaga penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi dan industri. Kerjasama tersebut akan mendorong percepatan menuju kemandirian nasional dalam bidang penguasaan dan pengembangan teknologi pertahanan, karena selama ini pemenuhan alutsista dan sarana pertahanan negara lainnya sangat tergantung dari pengadaan luar negeri. Hal ini disebabkan potensi kemampuan industri nasional masih belum diberdayakan secara maksimal.

Pemerintah

Pemerintah / Dephan memperhatikan perkembangan industri pertahanan dan industri nasional untuk mendukung pemenuhan kebutuhan alutsista dan alat pertahanan lainnya dengan memfasilitasi pertumbuhan industri pertahanan dan industri nasional yang berkaitan dengan bidang pertahanan. Hal ini merupakan implementasi dari pasal 20, ayat (2), UU Pertahanan Negara, menyatakan segala sumber daya nasional yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alam dan buatan, nilai-nilai, teknologi dan dana dapat didayagunakan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara.

Lembaga Litbang

Lembaga penelitian dan pengembangan memiliki peran sangat penting dalam mendukung penguasaan teknologi. Pada saat ini, peran sebagian besar lembaga penelitian dan pengembangan nasional masih belum menjadi kekuatan utama dalam pencapaian keunggulan teknologi. Untuk itu, lembaga Litbang harus diberdayakan untuk dapat menghasilkan yang dapat digunakan bagi pembangunan pertahanan negara. Pemberdayaan Litbang ini dapat dilakukan dengan metoda penguasaan teknologi yaitu Alih Teknologi, Forward Engineering, dan Reverse Engineering. Lembaga Litbang bidang persenjataan pertahanan di Indonesia dapat dikatakan telah maju sejajar dengan negara asing produsen senjata yang digunakan TNI. Kemampuan yang dimiliki sudah dapat menciptakan persenjataan yang dibutuhkan TNI, baik persenjataan darat, laut, maupun udara. Hanya sayangnya, kemampuan masing-masing lembaga litbang tersebut belum terintegrasi dengan baik sehingga pemanfaatannya belum optimal.
Sebagai upaya menyambut kemandirian pengadaan persenjataan TNI, Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau) menyelenggarakan Forum Komunikasi Lembaga Litbang yang diikuti Balitbang Dephan, Dislitbangad, Dislitbangal, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Riset dan Teknologi (Ristek), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi "10 November" Surabaya (ITS). Forum Komunikasi Litbang memiliki tujuan untuk mencapai terciptanya kesamaan visi dan persepsi dalam pengembangan peralatan pertahanan, serta meningkatkan jalinan kerjasama yang sinergis antar lembaga litbang jajaran Dephan dengan industri strategis pertahanan nasional dan perguruan tinggi. Sedangkan sasarannya menciptakan inovasi-inovasi agar dapat meningkatkan kemampuan dan keandalan produk litbang serta memberdayakan industri pertahanan nasional untuk menghilangkan ketergantungan alutsista TNI terhadap produk luar negeri. Kegiatan Forum litbang yang digagas Dislitbangau ini untuk menjawab komitmen pemerintah yang berupaya untuk memberdayakan industri pertahanan nasional guna menuju proses kemandirian bangsa dalam pengadaan persenjataan TNI, sehingga mengurangi pemborosan penggunaan uang negara.
Dislitbangau sebagai lembaga yang bertanggung jawab pada bidang penelitian dan pengembangan material alutsista dilingkungan TNI AU dalam upaya meningkatkan kemampuannya telah banyak melakukan kerjasama dengan pihak lain, diantaranya dengan PT DI dalam produksi dan perawatan sistem senjata, PT Pindad dan CV Makmur pembuatan bom tajam dan praktis, Lapan pembuatan propelant roket serta dengan ITB dan UGM pengembangan teknologi kedirgantaraan. Kerjasama ditujukan untuk dapat menghasilkan produk yang diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan dan meningkatkan kesiapan operasional alutsista Angkatan Udara khususnya, dan mitra kerja pada umumnya. Produk yang telah dihasilkan dari kerjasama diantaranya Bomb (jenis BT-250, P-50 dan P-100), Roket, Pengolahan limbah hidrasin, alat uji keretakan, simulator Real Time untuk gerak dinamik dan kontrol pesawat F-16, baterry charger tenaga surya, helm dan parachute personel, pengolahan air lapangan, metal fatique monitoring dan masih banyak produk lainnya.
Memperhatikan produk-produk yang telah dihasilkan Dislitbangau tidak kalah bila dibandingkan dengan negara asing, sehingga mampu mengantarkan kemandirian pengadaan alutsista TNI. Kini sudah saatnya memanfaatkan industri pertahanan nasional dan lebih mengoptimalkan lembaga litbang. Dengan kemandirian pengadaan persenjataan dari produk dalam negeri akan menstabilkan kesiapan operasional serta memantapkan kekuatan dan kemampuan TNI.



Perguruan Tinggi

Dalam rangka menuju kemandirian teknologi pertahanan diperlukan penguasaan teknologi dan aktivitas penelitian dan pengembangan yang didukung oleh sumber daya manusia dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Sedangkan untuk mencetak SDM yang memiliki keahlian dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan teknologi pertahanan tidak terlepas dari peran lembaga pendidikan formal dan non formal.
Perguruan Tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan formal sangat berperan dalam pembentukan SDM yang berkualitas. Untuk itu, diperlukan perguruan tinggi dan sarana pendidikan yang dapat mewujudkan SDM yang memiliki kompetensi dalam Iptek Pertahanan. Dari sekian banyak perguruan Tinggi di tanah air terdapat dua perguruan yang tinggi tercatat mempunyai komitmen sangat kuat terhadap pengembangan sumber daya manusia Indonesia saat ini. Perguruan Tinggi tersebut adalah Universitas Paramadina Jakarta dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Universitas Paramadina, meskipun tidak berfokus pada perguruan tinggi teknik, namun melihat visi dan misinya terhadap pembangunan sumber daya manusia anak bangsa, patut dijadikan teladan bagi pemnentukan lembaga pendidikan tinggi Indonesia. Universitas Paramadina mempunyai misi untuk menjawab tantangan perkembangan bangsa di era yang terus berubah. Juga, untuk ikut menciptakan model pendidikan yang ideal melalui pengembangan universitas sebagai pusat penelitian dan pusat kebudayaan yang mendorong kreativitas, mengasah kepekaan religius, menyuburkan semangat kemanusiaan dan toleransi. Visi tersebut diwujudkan dalam berbagai upaya untuk mengembangkan ilmu, melalui penciptaan lingkungan kampus sebagai pusat ilmu dan budaya, yang menjunjung tinggi kebebasan mimbar akademik. Universitas Paramadina bekerja keras untuk dapat menghasilkan lulusan yang tidak saja mampu menjawab tantangan dunia profesi tetapi juga memiliki kedalaman iman, kepekaan nurani, keluasan wawasan dan kemandirian jiwa. Universitas Paramadina mempunyai visi untuk menjawab tantangan bangsa di masa depan, melalui penerapan model pendidikan alternatif yang memposisikan universitas sebagai pusat penelitian dan kebudayaan dan sekaligus mendorong tumbuhnya kreatifitas yang dilandasi semangat religius dan toleransi. Visi tersebut diwujudkan dalam berbagai upaya untuk mengembangkan ilmu dan membangun karakter para civitas akademika, melalui penciptaan lingkungan kampus sebagai pusat ilmu dan budaya, yang menjunjung tinggi kebebasan mimbar akademik.
Institut Teknologi Bandung (ITB) memiliki dinamika sejarah yang panjang sebagai institusi pendidikan tertinggi tertua di Indonesia. Perjalanan sejarahnya dimulai tatkala Technische Hoogeschool te Bandoeng (TH) diresmikan pada tanggal 3 Juli 1920. Visi ITB menjadi lembaga pendidikan tinggi dan pusat pengembangan sains, teknologi dan seni yang unggul, handal dan bermartabat di dunia. Yang bersama dengan lembaga terkemuka bangsa, menghantarkan masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat, dan sejahtera. Dan misinya memadu perkembangan dan perubahan yang dilakukan masyarakat melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang inovatif, bermutu dan tanggap terhadap perkembangan global dan tantangan lokal. ITB telah konsisiten menjalin kerjasama dengan Departemen Pertahanan dalam penelitian dan pengembangan teknologi pertahanan. Kesepakatan kerjasama tersebut meliputi pendidikan, penelitian, pengkajian dan pengembangan, serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertahanan. Perubahan keadaan lingkungan yang dinamis, baik pada lingkup global, regional maupun nasional menimbulkan kompleksitas permasalahan di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi telah berdampak pada upaya penyelenggaraan pertahanan negara. Kondisi tersebut menuntut pemerintah selaku penyelenggara negara terus berupaya membangun dan menyiapkan kekuatan pertahanan negara pada tataran yang pas memadukan kekuatan utama Dephan dan kekuatan utama ITB.


Industri Pertahanan dan Industri Nasional

Pengembangan Iptek dalam industri pertahanan bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan alutsista dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan. Industri pertahanan merupakan bagian dari industri nasional yang pengembangannya harus dilakukan secara komprehensif, agar terjadi sinergi dan efesiensi secara nasional. Untuk mendapatkan efisiensi dan efektivitas, pengembangan industri sipil diarahkan juga untuk mendukung kebutuhan industri pertahanan. Sebagian industri nasional telah dapat terintegrasi dan berperan ganda, yaitu sebagai industri penghasil peralatan pertahanan dan keamanan, sekaligus industri penghasil peralatan sipil.
Perjalanan panjang telah ditempuh industri pertahanan dalam memenuhi kebutuhan sarana pertahanan. Sejak ditetapkannya Keputusan Presiden nomor 59 tahun 1983, merupakan tonggak awal cita-cita bangsa Indonesia membangun industri strategis yang bernaung di dalam suatu wadah yang disebut Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) yang mandiri dan secara politis didalamnya dimuati kepentingan pertahanan. Dengan Keppres tersebut, telah ditetapkan industri pertahanan bidang kedirgantaraan yang ditangani PT. IPTN (sekarang PT. Dirgantara Indonesia, Red), bidang kemaritiman (ditangani PT. PAL), bidang persenjataan dan munisi (ditangani PT. Pindad) dan bidang bahan peledak (ditangani PT. Dahana). Keempat industri tersebut merupakan bagian dari 10 industri strategis yang antara lain PT. INKA (kereta api), PT. INTI (telekomunikasi), PT. Krakatau Steel (baja), PT. Boma Bisma Indra (kontainer dan peralatan ekspor), PT. Barata (mesin diesel) dan PT. LEN (elektronika).
Pada taraf tertentu, 10 BUMNIS diatas telah mampu menghasilkan berbagai produk. PT. Pindad (Persero) telah memproduksi senjata ringan, senjata berat, munisi kaliber kecil, munisi kaliber besar, munisi khusus dan kendaraan tempur. PT. PAL Indonesia (Persero) telah mampu memproduksi Korvet, kapal patroli, landing platform dockship, Tanker, kapal pencegah bencana laut dan dok pemeliharaan kapal perang. PT Dirgantara Indonesia (Persero) memproduksi pesawat transport sayap tetap, helikopter, pesawat patroli maritim, pesawat pengintai, simulator pesawat terbang maritim, pemeliharaan dan modifikasi pesawat. Sementara PT. LEN Industri (Persero) telah berhasil memproduksi sistem kendali untuk peralatan militer, sistem deteksi: radar dan sonar, pasok daya militer independen serta peralatan komunikasi militer.
Pada saat itu, pemerintah mencanangkan perubahan kebijakan nasional dari sektor pertanian ke sektor industri. Sekaligus fokus perhatian ditujukan kepada 10 BUMNIS diatas dengan berbagai harapan. BUMNIS tersebut diharapkan mampu memacu proses industrialisasi dan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, yang terjadi sebaliknya, hal ini tidak tertangani dengan baik, sesuai harapan yang diinginkan dan terjadi pemborosan (High Cost). Produk-produknya umumnya tidak mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif dibandingkan dengan produk-produk sejenis dari negara-negara lain, sehingga sulit memperoleh pasar di luar negeri. Biaya produksi sangat tinggi, sehingga harga jualnya tidak kompetitif. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagian besar komponen bermuatan teknologi canggih, dan bahan baku masih tergantung dari negara lain, pengelolaan cenderung kurang efektif dan tidak efisien. SDM kurang profesional dan pengawasan kurang berjalan dengan baik.
Demikian pula disaat industri strategis pertahanan nasional tersebut sedang berjuang, pada tahun 1997, krisis ekonomi melanda berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Keberadaan 10 BUMNIS pun surut, konsekuensinya industri-industri tersebut merosot dan tidak lagi menjadi isu penting.
PT Dirgantara Indonesia, meskipun dengan langkah yang berat pasca krisis ekonomi 1997 saat ini masih eksis mengembangkan industr pesawatnya. Sumber daya industri dan ekonomi telah berkembang. Ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi merupakan sumber daya, barang modal yang tidak terelakkan. Keberadaan PT. Dirgantara Indonesia yang misinya meningkatkan nilai tambah intelektual dan sumber daya manusia melalui transformasi teknologi memang sudah di arah yang benar. Hanya masalahnya industri yang padat modal dan padat teknologi ini adalah industri pelopor di mana unsur-unsur pendukung dan infrastrukturnya mesti dirintis dari awal. Sebagai pelopor yang sarat misi, sudah tentu industri ini pada awalnya memerlukan dukungan politis yang kuat.
PT INTI (Industri Telekomunikasi Indonesia) telah berkiprah dalam bisnis tekomunikasi selama 35 tahun. Pelanggan utama INTI antara lain adalah "THE BIG FOUR" operator telekomunikasi di Indonesia; Telkom, Indosat, Telkomsel dan XL. Sejak berkembangnya tren konvergensi antara teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi (IT), INTI telah melakukan perubahan orientasi bisnis dari yang semula berbasis pure manufacture menjadi sebuah industri yang berbasis solusi kesisteman, khususnya dalam bidang sistem infokom dan integrasi teknologi. Selama dua tahun terakhir INTI menangani solusi dan layanan jaringan tetap maupun seluler serta mengembangkan produk-produk seperti IP PBX, NMS (Network Management System), SLIMS (Subscriber Line Maintenance System), NGN Server, VMS (Video Messaging System), GPA (Perangkat Pemantau dan Pengontrol berbasis SNMP), Interface Monitoring System untuk jaringan CDMA, dan Sistem Deteksi dan Peringatan Bencana Alam (Disaster Forecasting and Warning System). Memasuki tahun 2009, PT INTI mulai mencari peluang-peluang bisnis dalam industri IT. Ini adalah satu tantangan yang besar bagi INTI. Sebagai BUMN strategis, PT INTI telah berkomitmen untuk mendukung kemandirian dalam teknologi informasi sistem pertahanan nasional dengan meneliti dan menyediakan perangkat lunak dan perangkat keras yang diperlukan dalam pengembangan kekuatan pertahanan Indonesia, terlebih dengan TNI AU sebagai matra yang memerlukan alutsista berbasis teknologi tinggi.
PT. Dahana adalah salah satu BUMN yang termasuk kelompok Industri Strategis bergerak dalam bidang jasa bahan peledak. Dalam Anggaran Dasar Perusahaan disebutkan bahwa tujuan PT Dahana adalah melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah Republik Indonesia dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dalam memproduksi bahan peledak, jasa-jasa dalam bidang penelitian yang berhubungan dengan bahan peledak dan yang sejenisnya dengan itu serta usaha-usaha lain yang dapat menunjang usaha tersebut diatas dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Sebagai badan usaha yang kelahirannya dibidani kelahirannya oleh Angkatan Udara, PT. Dahana selalu berkomitmen untuk mendukung pembangunan kekuatan pertahanan nasional khususnya pertahanan udara dengan menyediakan sumber daya yang dimilikinya bagi kemandirian alutsista .

Kerjasama Kelembagaan.

Membangun kerjasama kelembagaan dengan pihak luar dalam berbagai bentuk kegiatan seperti pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, akuisisi dan kerjasama lain untuk meningkatkan kemampuan dalam pemenuhan alutsista. Semenjak berdirinya, Kohanudnas telah dipercaya untuk mengoperasikan alat utama sistem senjata (alutsista) pertahanan udara yang menonjol. Selain baterai anti serangan udara TNI AD dan sistem hanud pada kapal-kapal TNI AL, dari TNI AU juga ada MiG-17, MiG-19, dan MiG-21, radar P-30, radar Decca, rudal jarak sedang SA-75. Kalau itu dominan pada tahun 1960-an, pada tahun 1970-an Kohanudnas diperkuat dengan pesawat buru sergap (interseptor) F-86 Sabre, serta tahun 1980-an dengan F-5E Tiger dan A-4 Skyhawk. Dalam dekade ini pula digelar radar Thomson di berbagai wilayah Indonesia. Di lingkungan TNI AD, kekuatan hanud pada dekade ini diperkuat meriam 57 mm, rudal RBS-70, dan rudal Rapier. Penguatan berikut Kohanudnas muncul pada awal 1990-an dengan beroperasinya skuadron F-16 Fighting Falcon dan dipasangnya rudal Seacat pada kapal perang TNI AL. Dengan infrastruktur yang dimilikinya, Kohanudnas pun diamanatkan untuk memikul tanggung jawab lebih besar, seperti membina 16 satuan radar TNI AU yang dialihkan dari Komando Operasi AU I dan II. Lalu untuk mengantisipasi pelanggaran wilayah udara di kawasan timur Indonesia, Kohanudnas membangun satuan radar 242 di Tanjung Warari, Biak, dan ini membuat radar hanud yang dioperasikan Kohanudnas menjadi 17.
Kerjasama kelembagaan antara Kohanudnas dan Institut Teknologi Surabaya diwujudkan dalam pembangunan TDAS. TDAS merupakan sistem informasi pemantauan situasi udara yang mengintegrasikan hasil tangkapan radar udara terpasang, baik radar sipil maupun militer, berupa data obyek bergerak yang melintas pada suatu daerah. Data tersebut diproses dan dikirim ke sebuah Display System berbasis peta yang senantiasa online untuk ditampilkan pergerakannya secara real-time.Integrasi data tersebut dengan data-data lain seperti Flight Clearance memungkinkan setiap obyek bisa diidentifikasi sebagai obyek yang legal atau illegal yang menyusup ke wilayah udara suatu daerah. Data tersebut bisa menjadi dasar dilakukannya manuver penghadangan dan pengamanan udara. Jika seluruh radar udara wilayah nasional terintegrasi ke dalam sebuah Display System terpusat, maka jadilah sebuah Sistem Pemantauan Udara Nasional yang terpadu.
TDAS telah diimplementasikan di Kosek I Halim dan Popunas Jakarta (1999), Kosek II Makasar (2001), Kosek III Medan (2002), dan Kosek IV Biak (2006); sehingga mencakup tampilan seluruh wilayah udara nasional.


KESIMPULAN

Kemajuan Iptek dapat mendorong pertumbuhan industri pertahanan dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang merupakan dampak dari ”multiplier effect”. Dengan demikian, penguasaan dan penerapan Iptek dapat memperkuat pertahanan Negara pada umumnya dalam implementasinya dapat mendukung tugas TNI Angkatan Udara pada masa mendatang. Selain itu yang tidak kalah pentingnya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang selanjutnya dapat meningkatkan martabat bangsa dan pertahanan nasional.


Jakarta, November 2009
Perwira Siswa




Mochammad Azhari
Mayor Kes NRP 517545

Minggu, 01 November 2009

Komunikasi Massa

KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA
SEKOLAH KOMANDO KESATUAN

LEMBAR PENUGASAN
STUDI KEPUSTAKAAN KOMUNIKASI MASSA


1. Jelaskan secara detail apa saja yang anda ketahui tentang surat kabar MEDIA INDONESIA dan SINDO, baik menyangkut organisasi perusahaan dan keredaksian, maupun Isi serta gaya bahasa dari kedua surat kabar tersebut.

Di Indonesia terdapat ratusan surat kabar harian yang terbit sebagian besar pagi dan sebagian kecil lainnya sore. Surat kabar merupakan media informasi yang paling dekat guna berdialog dengan masyarakat (pembaca). Surat kabar tidak hanya menyajikan berbagai informasi penting, tetapi juga berbagai idea tau gagasan pencerdasan dan pemberdayaan masyarakat sampai merupakan sarana hiburan bagi pembaca ( masyarakat). Ditambah fungsi kontrol yang diembannya, surat kabar menjadi media yang sangat penting dalam pembentukan opini publik dan bahkan sebagai sarana terdepan dalam perubahan negeri ini.

Di antara ratusan surat kabar tersebut yang cukup menonjol adalah MEDIA IMDONESIA yang merupakan bagian dari grup MEDIA (termasuk METRO TV) dengan founding father pengusaha SURYA PALOH, dan surat kabar Seputar Indonesia yang merupakan bagian dari GROUP MNC (SCTV, RCTI, TPI, GLOBAL TV). Perbedaan keduanya terutama dari segi aspek isinya, sedangkan tampilan fisik keduanya relatif sama yaitu menganut gaya bahasa yang harmonis dan penuh keseimbangan pada semua halaman. Salah satu surat kabar terkemuka di Indonesia adalah surat kabar Media Indonesia. Surat kabar ini dimotori oleh raja media Indonesia yakni bapak Surya Paloh. Media Indonesia merupakan salah satu media dari media-media lain yang dimilikinya, diantaranya Lampung Post dan Metro TV. Oleh karenya berasalan sekali jika hari ini Media Indonesia merupakan gambaran cetak dari Metro TV. Surat Kabar maka Media Indonesia termasuk kategori Surat Kabar serius. Sebagaimana kita ketahui surat kabar serius adalah surat kabar yang mana biasanya karakteristik pembacanya (segmen) adalah menengah ke atas, juga menggunakan bahasa yang baku yaitu bahasa jurnalistik.

Selain itu jika dilihat dari reka bentuknya surat kabar Media Indonesia termasuk pada bentuk surat kabar balance make up artinya surat kabar yang pada dasarnya lebih banyak memainkan foto dan gambar dalam menarik minat pembaca. Sehingga surat kabar Media Indonesia lebih menyeleksi dan memilah-milih foto-foto yang mengandung nilai jurnalistik dan dapat menarik perhatian pembaca.

Selanjutnya jika dikaji dari reka bentuknya, maka Media Indonesia teramsuk pada jenis God Sheet yang mana ketentuan dari jenis God Sheet terdiri 8-9 kolom. Sedangkan pada Media Indonesia Edisi Minggu, 23 Maret 2008 terdiri dari 7 kolom. Yang unik dari media Indonesia salah satu kolom dari Headline (Muka utama) ada editorial yang pada umumnya sebagian besar surat kabar editorial di simpan di halaman tengah bersamaan dengan opini. Namun bagi Media Indonesia hal itu tidak berlaku, dalam frame saya menangkap bahwa Media Indonesia ingin lebih mengutamakan propaganda pada pembacanya tentang sikap dan kebijakan Media Indonesia pada suatu masalah yang terjadi.

Harian "SEPUTAR INDONESIA" adalah suratkabar Nasional yang Terbit setiap hari di seluruh daerah dan pelosok Indonesia, terdiri dari tiga section,.yakni NEWS, SPORTS, dan LIFESTYLE Koran Seputar Indonesia terbit perdana, pada 30 Juni 2005. Dilahirkan oleh PT Media Nusantara Informasi (MNI), subsidiary dari PT. Media Nusantara Citra (MNC) yang menaungi RCTI, TPI, Global TV dan Trijaya Network. PT. MNC sudah sangat berpengalaman dalam mengelola media serta terbilang mapan dan berpengaruh, baik di kalangan masyarakat maupun pengambil keputusan.

Di dalam tatanan negara maju, pers telah menjadi bagian yang sangat penting, karena pers memiliki kekuatan dan peranan strategis dalam mewarnai kehidupan ketatanegaraan. Pers berperan sebagai penyeimbang dan kontrol terhadap jalannya pemerintahan. Kekuatan inilah yang mengantarkan pers pada urutan keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Oleh karenanya, agar kekuatan dan peran pers yang sangat besar itu tidak disalahartikan dan disalahtafsirkan, pers dituntut untuk menggunakan fungsinya dengan tepat, sesuai dengan standar jurnalisme yang benar. Pers juga harus memiliki peran penyeimbang agar tidak menjurus kearah trial by press. Inilah amanat yang akan dan harus diemban Koran Seputar Indonesia. Sebagai surat kabar baru yang lahir di tengah ketatnya persaingan penerbitan persuratkabaran di tanah air.
Koran SINDO terbit selama 7 hari selama 1 minggu, dengan format ukuran panjang 7 kolom dan tinggi 54 cm. Edisi Reguler terbit 40 halaman dengan 3 bagian sedangkan Minggu terbit 40 halaman edisi akhir minggu. Target pembaca adalah masyarakat kelas menengah ke atas, pendidikan Sarjana, segmentasi usia dari 18 tahun sampai dengan 40 tahun. Dengan diferensiasi pembaca laki-laki sebanyak 60% dan pembaca wanita sebanyak 40%. Target distribusi Koran Seputar Indonesia adalah kota-kota besar di seluruh Indonesia dengan jumlah oplah sebesar 336.000 pembaca. Slogan Koran SINDO adalah “Satu Koran Segala Berita”.

2. Pada salah satu edisinya, MEDIA INDONESIA memuat laporan mendalam mengenai kunjungan/safari politik Surya Paloh ke berbagai daerah di Indonesia dalam rangka menggalang kekuatan untuk meraih posisi Ketua Umum Golkar pada munas Golkar. Sementara pada hari yang sama SINDO memuat tentang bantahan dari PRO (manajer Humas) TPI tentang rumor yang mengatakan bahwa stasiun televisi swasta yang berlokasi di kawasan TMII itu berada di ambang kebangkrutan dan mismanajemen. Jelaskan mengapa kedua media ini membuat penonjolan berita tertentu, dan menyembunyikan berita lain dengan perspektif AGENDA SETTING.

Teori Agenda Setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. Secara selektif, “gatekeepers” seperti penyunting, redaksi, bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitkan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isu diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian (ruang dalam surat kabar, waktu pada televisi dan radio) dan cara penonjolan (ukuran judul, letak pada suratkabar, frekuensi penayangan, posisi dalam surat kabar, posisi dalam jam tayang).

Pada salah satu edisinya, Media Indonesia memuat laporan mendalam mengenai kunjungan Surya Paloh ke berbagai daerah dalam rangka menggalang kekuatan untuk meraih posisi ketua umum Golkar dalam Munas Golkar. Sedangkan di hari yang sama Harian Seputar Indonesia memuat berita mengenai bantahan dari manajer Humas TPI tentang rumor yang berkembang bahwa stasiun televise swasta tersebut berada di ambang kebangkrutan dan mismanajemen. Apabila dilihat dari perspektif Agenda Setting, hal ini dapat terjadi karena perbedaan kepentingan dua surat kabar terkemuka tersebut. Jika di telusuri lebih lanjut, Surat KAbar Media Indonesia sendiri ditunggangi oleh Surya Paloh yang notabene adalah kandidat dari ketua umum Golkar pada Munas Golkar tahun ini. Maka misi dari penulisan berita tersebut adalah semakin dikenalnya Surya Paloh di kalangan masyarakat Indonesia. Penulisan berita mengenai kunjungan-kunjungan yang dilakukan oleh Surya Paloh di beberapa daerah di Indonesia dapat ditafsirkan sebagai ajang kampanye Surya Paloh sendiri sebagai orang yang berpengaruh di Surat Kabar Media Indonesia.Sementara yang terjadi pada Surat Kabar Seputar Indonesia sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Surya Paloh dalam Surat Kabar Media Indonesia. Jika dilihat struktur kepemimpinan Seputar Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa pemberitaan seputar Indonesia mengenai TPI pun semata demi kepentingan MNC selaku perusahaan yang menaungi TPI sebagai salah satu dari empat stasiun swasta yang dinaungi oleh MNC.

Melalui pemberitaan mengenai wawancara dengan Manajer Humas TPI mengenai Rumor yang menyatakan bahwa TPI berada di ambang kebangkrutan akan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai rumor tersebut. Bantahan yang dilakukan manajer Humas TPI akan menyingkirkan rumor tak sedap yang selama ini berkembang di masyarakat. Apabila rumor buruk mengenai TPI tidak lagi terdengar, maka akan berpengaruh pada kelanjutan dari stasiun televise swasta tersebut. Dan pihak yang paling diuntungkan adalah MNC sendiri sebagai pihak yang melahirkan surat kabar seputar Indonesia sekaligus perusahaan yang menaungi stasiun televise swasta TPI.

3. Pada acara sertijab Kasau (bintang 4), Dispenau mengundang wartawan dari berbagai media untuk meliputi acara tersebut yang tentu saja hal tersebut bagi kalangan keluarga TNI AU merupakan moment yang penting. Namun ternyata jumlah wartawan yang hadir masih lebih banyak pada saat acara sertijab Kapolda Jaya yang hanya level bintang dua. Mengapa hal tersebut terjadi? Jelaskan sudut pandang pemahaman anda tentang kepentingan wartawan dalammeliput suatu kegiatan.

Wartawan atau jurnalis adalah seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/ dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet. Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya; dan mereka diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat. Dalam manajemen media, kepentingan perusahaan sebagai bisnis kerap dipertentangkan dengan kepentingan wartawan. Artinya, visi idealisme media dan tugas mulianya mencerdaskan bangsa, kontrol sosial, menjalankan fungsi hiburan, fungsi pendidikan, bertabrakan dengan visi pragmatisme perusahaan yang mengejar target laba. Tidak selalu kepentingan bisnis dan redaksional bertabrakan dan meski senantiasa ada dalam ketegangan, kedua sisi ini bukannya tidak bisa saling mendukung. Tidak semestinya wartawan/redaksi mengabaikan sama sekali aspek bisnis, yang juga akan berpengaruh pada kinerja redaksi dan mutu professional wartawan.

Dalam hal ini jelas sisi komersial menjadi penting bagi wartawan guna mendapatkan pengakuan dari perusahaan yang menaunginya. Target penjualan yang dipengaruhi oleh kualitas berita yang menarik menjadi beban tersendiri bagi wartawan. Salah satu contoh kasus misalnya, pada acara sertijab Kasau bintang 4, meskipun Dispenau telah mengundang wartawan dalam kegiatan tersebut, namun ternyata jumlah yang hadir tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini sangat berbeda dengan acara sertijab Kapolda Jaya yang hanya bintang 2. Jumlah wartawan yang hadir dalam acara tersebut jauh lebih banyak. Hal ini mungkin saja terjadi karena wartawan menganggap acara sertijab Kapolda Jaya lebih bernilai komersial dan lebih popular di masyarakat, jika dibandingkan dengan sertijab KASAU. Pada kenyataannya posisi jabatan Kapolda Jaya lebih populer di kalangan masyarakat jika dibandingkan dengan KASAU. TNI AU dianggap tidak dekat dengan masyarakat. Akibatnya, para wartawan akan enggan melakukan pemberitaan mengenai TNI AU karena dianggap tidak dekat dengan masyarakat sehingga sasaran pembaca mereka akan berkurang dan berimbas pada pendapatan finansial mereka. Wartawan akan lebih memilih untuk meliput pemberitaan mengenai Kapolda yang cukup populer di masyarakat. Kepopuleran Kapolda akan menyedot perhatian masyarakat dan daya jual akan meningkat. Hal tersebut sesuai teori agenda setting yang dikemukakan oleh Mannheim tentang agenda khalayak dimana didalamnya terdapat Familiary yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu dapat dijadikan acuan bahwa kesadaran masyarakat akan suatu topik/berita tergantung dari tingkat familiary/keakaraban dengan masalah yang diberitakan. Untuk mengatasi hal ini, TNI memiliki tantangan tersendiri untuk mencari solusi agar setiap gerak gerik TNI akan menjadi kegiatan yang menjadi sorotan masyarakat sehingga masyarakat akan lebih mengenal TNI AU. TNI AU dapat lebih terbuka dalam setiap peliputan wartawan dan dapat memberikan pelayanan terbaik dan memberikan informasi seakurat mungkin.

4. Menurut anda topik atau issue apa dilingkungan TNI AU yang bisa ”dijual” kepada media sehingga kegiatan TNI AU banyak diliput oleh media serta langkah-langkah apa yang harus dilakukan sehingga TNI AU makin populer ditengah-tengah masyarakat

Topik atau issue yang terdapat di lingkungan TNI AU yang dapat “dijual” kepada media sehingga kegiatan TNI AU banyak diliput oleh media sebagai upaya yang dapat dilakukan sehingga TNI Angkatan Udara makin popular dimasyarakat antara lain:

1. Kegiatan Sosial. Angkatan Udara sering sekali aktif melakukan kegiatan-kegiatan sosial, tetapi yang saya amati selama ini kegiatan kita jarang sekali dipublikasikan oleh media massa yang ada, sehingga di mata masyarakat seolah- olah TNI Angkatan Udara tidak ada peran dalam berbagai kegiat sosial yang ada.Bandingkan dengan TNI AD dan TNI AL, kegiatan sosial sekecil apapun selalu ada pemberiaannya di berbagai media massa baik cetak maupun elektronik. Dalam operasi militer selain perang, terdiri dari 14 macam. Salah satunya adalah penanggulangan akibat bencana alam. Ini merupakan salah satu tugas TNI. Dengan pemberitaan mengenai kegiatan sosial yang dilakukan TNI AU dalam membantu masyarakat baik ketika terjadinya bencana alam atau kegiatan sosial lainnya seperti donor darah, pengobatan gratis dan lain-lain akan menimbulkan kesan mendalam bagi masyarakat yang pada akhirnya akan menimbulkan simpatik terhadap keberadaan TNI AU yang selama ini kurang di kenal oleh masyarakat karena dianggap pengabdiannya yang kurang kepada masyarakat.

2. Pameran TNI AU. Seperti yang terjadi di Manado dan daerah lainnya ,hampir setiap tahun diadakan pameran alat-alat perang milik TNI dan Polri. Bukan hanya sekadar senjata, tapi juga amunisi, kendaraan perang, ataupun jenis persenjataan berat lainnya, dipajang. Bahkan panitia sengaja membuat jaring-jaring dan mengihiasi stand pamerannya dengan berbagai daun-daunan, yang diibaratkan sebagai upaya mengelabuhi musuh saat situasi perang. Disamping itu acara kirab Taruna Akabri secara bergantian mengadakan safari kedaerah- daerah baik itu dari Karbol AAU, Kadet AAL maupun dari Taruna AKMIL,sementara TNI Angkatan Udara melaksanakan fly pass pesawat yang dimiliki TNI Angkatan Udara diantaranya F-5 Tiger, Hawk MK 53 dan Sukoi serta pesawat angkut C-130 disertai dengan atraksi terjun paying yang dilakukan di pusat perbelajaan / Mall kota Maanado . Tak heran jika decak kagum, sering muncul dari pengunjung. Bagaimana tidak, peralatan dan atraksi yang biasanya hanya bisa dilihat di televisi, atau jarak jauh, kemarin bisa dilihat dengan jarak lebih dekat.

3. Peliputan. Berita mengenai kegiatan-kegiatan TNI AU dan acara-acara TNI seperti Sertijab ataupun acara ulang tahun TNI Angkatan Udara, yang menampilkan kebolehan para TNI AU. Hal ini akan meningkatkan minat masyarakat terhadap keberadaan TNI AU. Pemberitaan eksklusif mengenai kecelakaan pesawat yang akhir-akhir ini marak terjadi juga dapat memberikan rasa simpati masyarakat terhadap TNI AU atas usaha- usahanya mengatasi masalah tersebut.





Jakarta, November 2009
Perwira Siswa



Mochammad Azhari
Mayor Kes NRP 517545







Rabu, 16 September 2009

Medical Service

Pada umumnya yang membedakan institusi kesehatan sipil dan militer adalah medical support ( dukungan kesehatan ), misalnya di TNI AU ada kesehatan matra yaitu kesehatan penerbangan dll. Medical services ) dimanapun bentuknya hampir sama. Pelayanan kesehatan bisa dilakukan di Rumah Sakit, Poliklinik, Seksi kesehatan ataupun apa namanya dimana umumnya seorang pasien akan mendapat pelayanan kesehatan. Tergantung besar kecilnya intitusi tersebut, maka pelayanan kesehatan dari satu tempat ketempat lain akan berbeda. Seperti contoh pasien dengan penyakit jantung koroner yang datang ke Rumah Sakit TNI AU Tk IV di suatu Lanud, mungkin tidak akan terdeteksi, sebaliknya jika ia datang ke Rumah Sakit TNI AU Tk II di Jakarta atau Bandung ceritanya akan lain. Ini salah satu segi kecil dari pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan (

Departemen Kesehatan bersama dengan organisasi profesi telah membuat buku panduan tentang standarisasi pelayanan kesehatan dan itu di adopt juga oleh institusi kesehatan TNI AU. Misalnya seorang dengan penyakit usus buntu harus ditangani oleh dokter spesialis bedah, dan dokter umum yang menerima pertama kali hanya boleh melakukan diagnostik dan tindakan tertentu. Demikian juga untuk penyakit lainnya.

Tujuan dari standarisasi pelayanan kesehatan tersebut adalah masalah mutu ( Quality ), dimana muaranya akan tercapai kepuasan pasien. Jika bicara tentang kepuasan pasien berarti kepuasan pelanggan ( costumer satisfaction ). Topik kita kali ini adalah masalah kepuasan pelanggan pada umumnya. Rumah sakit pada saat ini tidak hanya melaksanakan fungsi sosial saja. Karena jika itu saja yang dikerjakan dalam waktu singkat akan collaps, bersamaan dengan fungsi sosial juga harus fungsi bisnis / ekonomi. Dengan demikian berlaku hukum ekonomi ada uang ada pelayanan. Hal inilah yang membebani institusi kesehatan pemerintah maupun TNI/ Polri. Dengan dana terbatas, yaitu pemotongan 2 % dari pendapatan personil berbentuk DPK (dana pemeliharaan kesehatan) untuk digunakan oleh seluruh keluarga dalam menerima pelayanan kesehatan. Bandingkan dengan Asuransi Tenaga Kesehatan / Astek dimana potongan 6 % hanya untuk karyawan tersebut. Tetapi itu bukan cara excuse/ atau menjadi alasan untuk tidak memberi pelayanan kesehatan yang baik. Beberapa rumah sakit TNI AU yang letaknya di luar pangkalan biasanya dipergunakan juga oleh masyarakat umum, sehingga rumah sakit tersebut mendapat dana Non APBN. Dana ini akan digunakan untuk menutupi kekurangan dana dari negara. Masalahnya hampir 95% rumah sakit TNI AU berada di dalam Ring 1 sampai 2, yang mengakibatkan akses masyarakat umum sulit masuk, dengan demikian dana Non APBN belum dapat dijadikan sandaran. Rumah sakit TNI AD dan AL lebih beruntung letaknya ditengah- tengah masyarakat , sehingga pendapatan tersebut dapat dipergunakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anggota beserta keluarganya.

Didalam berbagai buku teks, yang dimaksud pelanggan adalah pelanggan eksterna (pasien, suplyer, dll) dan pelanggan internal (dokter, perawat, manajemen, owner dll). Memuaskan pelanggan berarti juga memuaskan kepada semuanya baik internal maupun eksternal.

Kepuasan pasien yang berobat di kota besar seperti Jakarta akan diukur dari mudah tidaknya parkir, aman tidaknya parkir, bagaimana tempat pendaftarannya, bagaimana ruang tunggunya, berapa lama menunggu dokter, bagaimana dengan sarana diagnostik penunjang seperti : Lab, Rontgen, USG dll, apakah apotiknya lengkap, bagaimana dengan sistim pembayaran, apakah menerima kartu kredit, asuransi dll. Mereka menuntut pelayanan yang tinggi, cepat diperiksa, cepat dilayani, perawat yang ramah, ruangan yang bersih, kalau perlu seperti hotel. Mereka tidak peduli dengan Length Of Stay, Bed Occupancy Rate dll yang menjadi ukuran- ukuran Internasional terhadap pelayanan kesehatan yang baik.

Kepuasan bagi dokter akan berbeda, misalnya tempat kerja yang nyaman, alat kesehatan yang lengkap dan canggih, mungkin potongan pajak yang kecil dll. Kepuasan yang dituntut oleh owner akan lain lagi, adalah rumah sakit harus bersih, tidak kumuh,manajemen baik, tidak rugi dll. Dengan kata lain seorang Kepala Rumah Sakit dan perangkat manajemennya harus dapat memuaskan semuanya. Bagi Rumah Sakit Swasta hal ini tidak akan terlalu sulit, karena semua pasien yang datang akan membayar sesuai apa yang diberikan maupun yang dituntut dalam pelayanan. Sebaliknya bagi rumah sakit pemerintah maupun TNI/ Polri tuntutan itu sangatlah sulit. Sebagai contoh Rumah sakit Lanud Sam Ratulangi sampai saat ini tidak ada anggaran untuk ULP pasien TNI/ dinas, dimana harus memberi makan pasien dinas 3 kali dengan menu khusus (umumnya untuk makan perhari rumah sakit mengeluarkan Rp 30.000,-/hari) belum lagi untuk penyediaan obat, alat kesehatan habis pakai, perawatan peralatan kesehatan termasuk ambulan mercy yang spear partnya sangat mahal, pengadaan sumber air bersih, perawatan listrik dan genset termasuk BBMnya, membayar tenaga magang baik dokter, perawat dan tenaga lainnya, dimana rumah sakit harus membayar upah mendekati Upah Minimal Regional (UMR) kota manado, jumlah anggota Rumah Sakit yang jauh dari standard (22%). Sehingga kalau pelayanan Rumah Sakit Lanud Sam Ratulang masih jauh dari ideal dapat dimaklumi.

Nah, bagaimana untuk mengatasi hal tersebut ? Menambah anggaran tidak mungkin, karna pasti kalah prioritas, menuntut agar semua pasien membayar juga tidak mungkin, karena sudah dipotong 2% dari gaji. Peluang yang mungkin dapat dilaksanakan jangka panjang adalah bagaimana agar masyarakat umum dapat menggunakan Rumah Sakit Lanud Sam Ratulangi. Caranya, dengan membuat suatu perencanaan yang baik dan dukungan dari semua anggota. Dengan demikian mudah- mudahan pendapatan Non APBN rumah sakit Lanud Sam Ratulangi akan meningkat dan dapat memberikan subsidi dalam peningkatan pelayanan kesehatan yang mengarah kepada kepuasan pelanggan. Siapa yang berperan untuk terlaksananya impian ini ? Sudah barang tentu kita semua, baik yang mempunyai wewenang maupun tidak, akan terlibat, karena rumah sakit TNI AU bukan hanya milik orang kesehatan. Kita ingin Rumah Sakit itu bersih, Asri, Dokter dan Perawat professional dan ramah, alat penunjang kesehatan lengkap, obat tersedia, mudah dicapai dll. Semoga impian ini segera menjadi kenyataan.

RIWAYAT HIDUP


Nama saya Mochammad Azhari dilahirkan pada tanggal 20 April 1969 di sebuah rumah sakit yang berada di kesatrian RPKAD Cijantung Jakarta Timur yang saat ini telah berubah nama menjadi Kopassus. Dari orang tua saya mendapat keterangan akan arti yang terkandung pada nama saya itu yaitu Mochammad Azhari, diharapkan dapat mengikuti suri tauladan dari sifat nabi Muhammad SAW dan kata Azhari didapat dari nama seorang guru ngaji dari bapak saya. Saya merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara dimana anak pertama perempuan yang kedua laki-laki yang sudah almarhum sejak tahun 2006 karena sakit, sedangkan di bawah saya anak yang ke empat perempuan, yang kelima laki-laki dan anak yang terakhir perempuan. Bapak saya bernama Mochammad Gufron saat ini sudah almarhum. Beliau adalah purnawirawan TNI AD, sedangkan ibu saya bernama Latifah adalah sebagai ibu rumah tangga yang baik. Kami bangga mempunyai orang tua seperti mereka dan keduanya merupakan pahlawan bagi kami semua. Ibu saya saat ini bertempat tinggal bersama adik saya yang bungsu di jl.suci Ciracas Jakarta Timur.

Masa kanak-kanak saya dibesarkan di lingkungan kehidupan asrama tentara, kondisi ini sedikit banyak menempa saya untuk hidup disiplin dan mandiri oleh karena kami sekeluarga sering ditinggal oleh bapak tugas untuk menunaikan kewajibannya sebagai anggota TNI. Kehidupan asrama cukup menyenangkan, walaupun kami hidup dengan kesederhanaan dan keterbatasan, kondisi demikian tidak membuat kami sekeluarga patah semangat, bahkan hal ini menjadikan motifasi bagi kami untuk maju demi meraih cita-cita. Alhamdulillah kakak-kakak dan adik-adik saya semua dapat meraih gelar sarjana, dan semua sudah mendapatkan pekerjaan baik di instansi pemerintahan, guru dan anggota TNI.

MASA SEKOLAH

Seperti anak-anak pada umumnya saya sempat merasakan pendidikan taman kanak-kanak pada usia 5 tahun di Tk Tunas Harapan Cijantung dan lulus tahun 1979, Umur 7 tahun saya masuk sekolah Dasar Negeri 03 pagi Cijantung Jakarta Timur dan menyelesaikan sekolah pada tahun 1982, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 103 Cijantung Jakarta Timur. Setiap hari saya kesekolah dengan berjalan kaki. Tahun 1985 saya menyelesaikan pendidikan SMP dan melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 39 Cijantung Jakarta Timur. Semua sekolah dari sejak TK sampai SMA letaknya berada di dalam asrama Kopassus Cijantung Jakarta Timur, dan semuanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki.

Setamat Sekolah Menengah Atas saya melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Kemudian saya mencoba mendaftarkan diri di perguruan tinggi di kota Surabaya. Sudah niat saya untuk melanjutkan sekolah keperguruan tinggi di kota Surabaya, karena kota ini merupakan kota asal kedua orang tua saya. Dengan harapan selain menimba ilmu saya juga dapat mempererat hubungan tali silaturrahmi dengan sanak keluarga dari kedua orang tua saya. Dengan seiringnya waktu pada tahun 1988 saya dinyatakan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, salah satu perguruan tinggi negeri di kota Surabaya. Selain saya ada empat orang lain yang berasal dari SMA saya yang juga diterima di Fakultas Kedokteran Unair Surabaya. Kedua orang tua dan keluarga saya bangga sekali saat saya diterima di fakultas kedokteran. Saya sangat bersyukur kepada Allah karena saya dapat membuat mereka semua bahagia.

Tahun 1993 saat masa perkuliahan saya mencapai tahap semester sembilan dengan gelar dokter muda, saya mencoba mendaftarkan diri sebagai perwira beasiswa ABRI di Panda Kodam V Brawijaya Jawa Timur. Akhirnya saya dinyatakan lulus dan saya mengikuti pendidikan Sepa Milsuk ABRI angkatan ke VI tahun 1993 di Kodikal Surabaya. Pada tanggal 8 Agustus 1993 saya dilantik menjadi letnan dua Kesehatan. Selanjutnya saya melanjutkan pendidikan profesi dokter muda di Fakultas kedokteran di Universitas Airlangga Surabaya dengan status perwira tugas belajar. Selama masa perkuliahan saya di tempatkan sebagai Perwira kesehatan Lanud Surabaya. Pada bulan Juli tahun 1995 saya dilantik sebagai dokter.

Setelah enam tahun saya menjalani tugas dan pekerjaan sebagai dokter TNI AU, pada tahun 2000 saya mencoba mendaftar dan menjalani tes untuk mengikuti pendidikan program dokter spesialis paru di Bagian Ilmu Penyakit Paru Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Awal tahun 2001 saya mulai mengikuti pendidikan program dokter spesialis di bagian ilmu penyakit paru RSU dr. Soetomo/ Universitas Airlangga Surabaya selama kurun waktu lima tahun.

Dengan perjuangan dan semangat yang tinggi akhirnya pada bulan Juli 2006 saya dilantik sebagai dokter spesialis paru. Saya sangat bersyukur dan berteima kasih kepada Allah SWT, kepada Istri dan anak-anak saya serta kepada ibu dan kedua mertua saya, karena berkat dukungan moril maupun materil sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan dokter spesialis dengan baik.

PENUGASAN

Pelantikan Letnan Dua Sepa Milsuk tahun 1993 angkatan VI pada tanggal 7 Agustus 1993, sebagai Perwira DP Dan Lanud Surabaya dalam rangka melanjutkan kuliah sebagai perwira beasiswa ABRI. Tanggal 1 Februari 1996 diangkat sebagai Letnan satu dan mendapat jabatan sebagai Kasi Kes Lanud Dilli di Timor Timur sampai dengan tahun 1997, Tanggal 6 Juli tahun 1997 dimutasi sebagai Pakes Skadron Udara 32 Lanud Abdurrahman Saleh Malang Sampai tahun 2000. Pada tanggal 1 April 2000 saya mendapat kenaikan pangkat Kapten, Tanggal 24 Juni tahun 2000 dipercaya sebagai Kepala Gawat Darurat Rumkit Lanud Abdurrahman Saleh Malang sampai awal 2001. Tanggal 1 Juni 2001 selama kurang lebih enam bulan sebagai Pa Kes Rumkit Lanud Adi Sucipto Jogjakarta, dan tanggal 3 Desember 2001 di mutasi sebagai Pa kes Rumkit Lanud Surabaya sampai tahun 2006 dalam rangka menjalani pendidikan dokter spesialis. Sejak tanggal 6 September 2006 saya dipercaya sebagai Karumkit Lanud Samratulangi di Manado sampai sekarang. Tanggal 1 April 2007 saya mendapat kenaikan pangkat menjadi Mayor, inilah pangkat dan jabatan saya terakhir sebelum saya dipanggil untuk mengikuti pendidikan Sekkau ini.

KELUARGA

Saya menikah dengan Ririn Indriasari, SE. Seorang gadis asal Jawa Timur pada tanggal 8 September 1995 di Mojokerto Jawa Timur, yaitu beberapa bulan setelah saya dilantik menjadi dokter. Pada waktu menikah dia baru semester I di Fakultas Ekonomi dan melanjutkan kuliahnya sampai mendapatkan gelar sarjana, walaupun saya beberapa kali pindah tugas istri tidak mengikuti ke tempat saya bertugas.

Alhmdulillah sekarang saya sudah dikaruniai 3 orang anak-anak yang lucu dan cantik, 1 putra dan 2 putri yaitu yang kami beri nama Ahmad Fauzi Azhari berumur 13 tahun, Nabilla Nur Aisyah Azhari berumur 9 tahun dan Alya Rusyda Salsabilah Azhari berumur 6 Tahun. Semoga Allah SWT. selalu memberikan yang terbaik kepada kami sekeluarga. Saat ini Kami tinggal di rumah dinas TNI AU Lanud Samratulangi Manado.

KEGEMARAN / HOBI

Jalan-jalan menikmati pemandangan kota dan daerah dimana kami tinggal merupakan kegiatan yang rutin kami lakukan bersama anak- anak disaat waktu libur kami. Bermain dan berenang di pantai adalah kegemaran kami sekeluarga, sedangkan bermain sepak bola adalah kegiatan olah raga yang sering saya lakukan dan merupakan hobi saya sejak kecil.

Kegemaran saya yang lain adalah memelihara ikan hias dan merawat tanaman di taman halaman rumah kami, dengan melihat tanaman dan ikan hias saya merasakan adanya ketenangan dan kesejukan di hati.